Saturday, August 15, 2009

Seistimewa Itulah Dirimu

seistimewa itulah dirimu
untukku
kamu yang sanggup menopangku
ketika aku akan terjatuh
karena beban di pundakku

seistimewa itulah dirimu
buatku
kamu yang menerima apa adanya aku
selalu
yang mengerti sepenuhnya mengapa aku tertawa
mengapa aku menangis

seistimewa itulah dirimu
di mataku
yang rela menerima airmataku
di pundakmu
yang rela mendengar semua
makian dan jeritanku
ketika aku marah dan kecewa

Seistimewa itulah dirimu
di hidupku
kamu yang selalu menjadi
pendengar terbaik
sehingga membuatku melupakan kesedihanku
setelah menceritakannya padamu

Seistimewa itulah dirimu
di hatiku
Diary of a Humanly..... Angel
blog ku yang tercinta
*****

I really sorry guys for every late updates, late replies, and so damn-mellow post here. now I can stand. sekarang aku udah berusaha ngelupain masalah aku sama temanku itu. semoga dia bisa ngerti karena aku nggak benci sama dia. somewhat setelah aku ngepost di sini n nerima beberapa komen dan visit kalian aku jadi merasa ngga sendirian. buat semua yang udah dateng ke sini, ngomen, ngeshout, dan follow aku, aku ucapin makasih banyak ya! kalian benar2 berharga buatku. Nggak cuma blog ini yang istimewa buatku, kalian semua juga!

Semangat semangat! Aku akan selalu berusaha mensyukuri setiap saat yang aku punya di hidup ini, setiap saat aku menimba ilmu di SMAN 3 gimanapun freak nya ntar. Keep in faith guys!

Saturday, August 08, 2009

Maaf

Sekarang ak udah ga mau berharap banyak.

Apa yang mereka lakuin sama aku, sebenernya mungkin emang sedikit bisa aku pahami. Mungkin aku terlalu menyebalkan, terlalu tidak nyambung kalau bicara tentang laki-laki, terlalu 'sadis' dalam bicara..

Kemarin aku udah minta maaf. pas pelajaran olahraga.. Aku bilang sama dia, terserah kalau emang kamu nggak pengen cerita tentang 'itu' sama aku lagi, juga ngga pa-pa. Aku ngerti kalau mungkin dia lebih enjoy cerita tentang hal itu sama orang lain daripada aku. Waktu itu dia masih mendiamkan aku, dan untuk beberapa lama, saat kita semua lari mengitari Imam Bonjol, yang jauuuhhh bangeet.. entah kenapa aku ngerasa sakit. Sakit bukan karena lari jarak jauuh.. Aku menyesal, mungkin kelakuan aku menjengkelkan dia sebegitu besarnya sampai-sampai dia ogah memaafkan aku.

Tapi kemudian, pas pelajaran Agama, dia mulai mengobrol biasa denganku seolah nggak terjadi apa-apa.. yah, waktu itu aku bersyukur, dia kayaknya mau maafin aku.

Tapi, mungkin aku berharap terlalu banyak.. beberapa lama, beberapa hari kemudian, kayaknya dia nggak bersikap sehangat dulu padaku. Dia sekarang lebih suka berbincang-bincang bersama orang lain, yang sebenernya dekat dengan aku and dia. Yah aku coba mengerti, dia bisa memberikan respon yang menyenangkan, mudah diajak bicara, dan kelihatannya lebih klop denganmu. Tapi. kalau boleh aku bilang sama dia, kenapa kamu sekarang cukup sering meninggalkan aku. Maaf. Aku terlalu sensitif.. maaf . mungkin pendapatku itu nggak benar. Mungkin maksudmu tidak ninggalin aku, tapi kenapa aku merasa ditinggalkan? *jawabanmu mungkin bakalan kedengaran sangat sinis*

Beberapa kali dia akhirnya sudah bisa mengobrol biasa denganku. Tapi entah kenapa selalu begitu lagi. Mungkin karena dia sudah jatuh cinta dengan seorang laki-laki, dia jadi lebih memusatkan perhatiannya kepada laki-laki itu. Yah, kali ini aku maklum. Untuk itu aku berusaha mengerti.

Sekarang aku takut, sedikit saja aku mengatakan hal yang agak menyakiti dia, aku takut dia malah akan benar-benar meninggalkan aku. Hah, ternyata kekhawatirkan aku terbukti, sikap dan perkataanku yang nggak terlalu 'los' sama dia, atau apa lagi, kayaknya ngebuat dia marah dan menggubrisku sepanjang hari ini. Entah karena apa. Kayaknya aku harus minta maaf lagi.

Mungkin aku bersalah karena terlalu menyuarakan pendapatku, pada saat dia bercerita tentang si pujaan hati. Dia nggak menyukai sikapku.. Terkadang aku berusaha mengajak ngobrol ringan dengannya. Responnya sebenarnya biasa aja, tapi sekarang aku takut. Aku takut dia bakalan marah lagi. Dan ninggalin aku.

Maaf. Kalau aku boleh bilang, kadang-kadang perkataanmu, jawabanmu atas segala pertanyaan sederhanaku, dan responmu pada perkataanku. Kadangkala juga terasa menusuk. Yah, tapi aku berusaha maklum.. Itu hanya sebatas perkataan. Maaf. Mungkin aku egois, mungkin aku nggak berkaca dulu, melihat semua kekuranganku, mungkin aku yang terlalu kaku sama kamu.
Sepertinya, aku bukan teman yang baik buat kamu..
Maafkan aku soal itu..

Monday, August 03, 2009

Karena Aku Belum Pernah Jatuh Cinta

Maafkan aku, Kawan
ini permintaan maaf tulusku
yang tak mengerti perasaanmu
sebagai orang yang jatuh cinta

Aku sadar
ketidaktahuanku
ketidakfamilieranku
terhadap detak jantungmu
yang kau bilang berdebar-debar kala melihatnya
menjengkelkanmu
Padahal kau tengah bercerita padaku
bersemangat
tapi hanya kubalas dengan
tatapan tak habis pikir

Kusadari aku tidak pengertian
terhadap dorongan hatimu
untuk membicarakan dia
untuk mencari sosoknya
untuk menunggunya lewat di depanmu
yang kubilang tidak masuk akal
merepotkan

Tapi kamu sedang jatuh cinta!
tidak ada penjelasan rasional atas sikapmu
tapi kamu sedang jatuh cinta!
seharusnya
sebagai kawanmu
aku harus mengerti
bahkan sekalipun aku
belum pernah
jatuh cinta seperti kamu

Setelah aku bertanya pada Kakak
aku kini tahu
sikapku tidak pantas
Aku menyesal, aku minta maaf

Maafkan aku
karena aku belum pernah jatuh cinta
aku tidak bisa benar-benar memahami perasaanmu

Tapi aku akan mencoba, Kawan..