Monday, September 27, 2010

Dari Tanggal Lahir Nyambung ke Pahlawan


21 Februari 1939 Kapten Anumerta Pierre Andreas Tendean dilahirkan di Jakarta. Ia adalah ajudan dari Jendral Abdul Harris Nasution (ABRI) pada era Soekarno. Ia menjadi salah satu korban peristiwa 30 September 1965. Pierre Tendean sendiri ditangkap oleh segerombolan penculik dan dibunuh di Lubang Buaya. Sumber : http://id.wikipedia.org

Informasi di atas saya dapatkan ketika pada suatu malam (?) saya sedang berkelana mencari bahan buat tugas sejarah dan dalam pencarian saya di Google saya menemukan web ini. Di situ ada semacam 'fitur' untuk mencari tahu 'peristiwa apa yang terjadi pada tanggal lahirmu' dan saya pun mencobanya. Jarang-jarang sih ada yang seperti ini saya temukan.

Ah. Tanggal berapa ini? Tanggal 27 September ya? Jadi saya rasa pas-pas saja saya mengepost sesuatu yang menyinggung tentang peristiwa G30S/PKI. #maksa

***

Kapten Anumerta Pierre Tendean tentunya bukan nama yang asing lagi untuk kita warga negara Indonesia yang tahu sejarah Indonesia tentang Peristiwa G30S/PKI. Beliau termasuk salah satu tokoh yang gugur dalam peristiwa kelam itu dan namanya bukan nama yang jarang disebutkan dalam buku sejarah kita (catatan : Anda belajar Sejarah 'kan?).

Baru saja karena saya jadi merasakan sebuah ketertarikan untuk mencari tahu lebih banyak soal alm. Pierre Tendean, saya pun kembali datang ke Google dan mencari tahu. (maksudnya mencari tentang Pierre Tendean, bukan tahu).

Nah. Inilah satu 'artikel' tentang alm. Pierre Tendean yang mau saya pasang saja di sini sebagai sebuah 'pengingat tentang seperti apa orang bersejarah yang tanggal lahirnya sama dengan saya'. Artikelnya diambil dengan sederhana dari sini.

Pierre Tendean dilahirkan di Jakarta pada tanggal 21 Februari 1939, putera dari DR. A.L Tendean yang berasal dari Minahasa, sedang ibunya seorang berdarah Perancis bernama Cornel ME. Pierre adalah anak kedua dari tiga bersaudara. Kakak dan adiknya semua wanita, sehingga sebagai satu-satunya anak lelaki dialah tumpuan harapan orang tuanya.
Sesudah Pierre tamat dari SD di Magelang, meneruskan ke SMP bagian B dan kemudian ke SMA bagian B di Semarang. Setelah tamat dari SMA orang tuanya menganjurkan agar Pierre masuk Fakultas Kedokteran. Akan tetapi Pierre telah mempunyai pilihan sendiri, ingin masuh Akademi Militer Nasional, dan bercita-cita menjadi seorang perwira ABRI.

Pierre memasuki ATEKAD Angkatan ke VI di Bandung tahun 1958 dan dilantik sebagai Letda Czi tahun 1962. Setelah mengalami tugas, antara lain sebagai Danton Yon Zipur 2/Dam II dan mengikuti Pendidikan Intelijen tahun 1963 serta pernah menyusup ke Malaysia masa Dwikora sewaktu bertugas di DIPIAD, maka pada tahun 1965 diangkat sebagai Ajudan Menko Hankam/Kasab Jenderal TNI A.H. Nasution dengan pangkat Lettu.
Dalam jabatan sebagai Ajudan Jenderal TNI A.H. Nasution inilah Pierre Tendean gugur sebagai perisai terhadap usaha G 30 S/PKI untuk menculik/membunuh Jenderal TNI A.H. Nasution.
Di saat gerombolan G 30 S/PKI masih dan berusaha menculik Pak Nas pada dini hari tanggal 1 Oktober 1965, Pierre yang saat itu sedang tidur di paviliun rumah pak Nas, segera bangun, karena mendengar kegaduhan di rumah pak Nas. Ketika ia keluar, ia ditangkap oleh gerombolan penculik yaitu oleh Pratu Idris dan Jahurup. Ketika Pierre menjelaskan bahwa dialah Ajudan Pak Nas, maka pihak gerombolan salah dengar bahwa dialah pak Nas. Kemudian dia diikat kedua tangannya dan dibawa dengan truk ke Lubang Buaya.
Di lubang Buaya Pierre besama dengan Brigjen TNI Sutoyo dimasukan ke dalam rumah yang terletak dekat sumur tua. Setelah disiksa secara kejam oleh anggota-anggota G 30 S/PKI berdasarkan giliran paling akhir dibunuh dan dimasukan ke dalam Lubang Buaya bersama Pimpinan TNI AD lainnya.

Saya sendiri tidak tahu apakah masang-masang artikel seperti ini 'pantas' atau tidak, tapi buat saya mengetahui tentang Pierre Tendean itu penting.
Apakah perasaan seperti ini familiar buat Anda? Ketika menemukan sebuah 'kesamaan' pada diri Anda dan pada sesuatu, Anda pun ingin mencari tahu lebih banyak tentang 'sesuatu' itu. Mungkin tidak semua orang sih, tapi saya hanya menanyakan ini sebagai penjelas atas apa yang saya katakan dengan-tidak-jelas sedari tadi.

Dari artikel di atas, ada satu hal yang menarik perhatian saya, yaitu

fakta bahwa Pierre Tendean digiring PKI ke Lubang Buaya dan menjadi korban karena salah dikira sebagai Jendral Abdul Harris Nasution.

Ini, membuat saya berpikir, menjadi pahlawan sepertinya memang bisa dilakukan dalam banyak cara.

Tapi mungkin pada intinya pahlawan itu adalah orang yang melindungi dan menyelamatkan sesuatu/orang lain dengan banyak berkorban, atau dengan banyak cara.

Seperti Pierre Tendean, di kasus ini menurut saya salah satu tindak kepahlawanannya adalah ketika dia menyelamatkan Jenderal yang di-ajudaninya dalam sebuah salah paham.

Sekarang saya jadi bertanya-tanya, dengan kapasitas saya sebagai pelajar normal dengan kapasitas pas-pasan yang lebih banyak omong besar, apakah kelak mungkin ada cara yang cocok buat saya untuk melakukan sesuatu yang cukup pantas disebut sebagai 'tindak kepahlawanan'.

Kalau Anda, bagaimana? #krik krik

****

Mohon isi post saya di atas jangan terlalu banyak diambil hati kalau terasa menyinggung dan nggak benar karena toh ini hanya pendapat saya.

Akhir kata, salam hormat untukKapten Anumerta Pierre Tendean yang lahir di tanggal yang sama dengan saya, dan salam hormat juga untuk semua pahlawan bangsa, dan pahlawan apapun itu.


Tuesday, September 21, 2010

'New Template' Ramblings

Uwah.

Online malam-malam.
Tidak baik untuk ditiru, oke?

Well. Baru saja selesai sedikit mengutak-atik layout atau templates atau apalah dari blog saya ini.

Berbekal dengan pengetahuan bahasa inggris yang pas-pasan, juga cup-balicup sedikit sama kode-kode nista yang menjembreng. Yang lalu diubah sedikit dengan mengganti satu-dua kata... Dan semua ini dilakukan dengan kelabilan dan kenistaan yang luar biasa.

Saya selalu sirik sekali kalau mampir di blog yang tampilannya simple. clean. manis. elegan.

Kepingin banget bisa bikin kayak gitu. Apa daya tangan tak sampai.
Jadii saya hanya mengandalkan Google (orang yang menciptakan Google adalah orang yang terlalu fantastis dan bisa memprediksi berbagai kelabilan dan kenistaan yang sangat membutuhkan jasa semacam 'search engine simple'. Semua jempol saya buat Google :p)

dan sialnya, nyari template itu SUSAH. Apalagi buat saya yang katrok dalam masalah programming dan oh-so-called-things lainnya soal itu. Hah. CSS XML melelelele. Jadilah kesabaran saya diuji. haha.

apalagi juga saya males sekali baca2 deret-deret kalimat di page macam 'tutorial CSS' dan sebangsanya.

maunya yang enaknya doang ya? makanya susah sendiri. makanya jangan ditiru. belajar ya makanya? ---> semakin labil


Inilah batas kemampuan saya dalam memodif (?) dan mengutak-atik brutal sebuah template.

Ajarin saya? :p

Sunday, September 19, 2010

Mungkin...

Ada kalanya sesuatu dalam diri saya terusik sama sesuatu yang...
Absurd?

Maksudnya?


Mungkin... Seperti sedih yang terlalu 'aneh' penyebabnya, mendekati kekonyolan.

Mungkin... Seperti kembali mengetahui bahwa kenyataan sudah membangunkan dari angan.

Mungkin... Seperti menyadari bahwa ada beberapa orang yang hanya bisa hidup dalam angan.
Angan...kekaguman?

Mungkin... Seperti mengetik kata 'Selamat ya...' dengan rasa hampa yang konyol.
Bukan, saya ga bermaksud tentang iri hati.

Hha.

Bahwa ada sesuatu, seseorang, yang terlalu jauh dari kenyataan kita.

Seseorang, banyak orang, yang hidup dalam layar kaca saya, dan tidak akan bisa saya 'raih' sebagai manusia 'sungguhan'...

Yang hanya bisa hidup dalam angan kekaguman...

Wednesday, September 15, 2010

Sesi RAMBLING!

Saya memang orang yang aneh. malu. tapi malu-maluin.

Ugh why did I say those words above?
.

Saya lagi dalam masa sibuk memikirkan banyak hal. kepingin melakukan banyak hal. punya satu-dua minat... (atau obsesi?) yang sedikit absurd.
.

saya punya 'nama' macem2 di dunia maya. jadi kalau untuk mengukuhkan rasanya kok susah. di blogger saya udah terlanjur blogwalking pake nick KHaii_ di shoutbox, tapi nama akun blogger nya Risa Primawestri. tapi kalau di Infantrum, di Fanfiction(dot)net saya namanya thepoetry.

pingin sih make satu 'alter ego' aja. tapi rasanya kok udah terlanjur. ga ada ide. ugh.
.

fanfiction. Infantrum a.k.a Indonesia Fanfiction Author Forum.
challenge colab fic yang belum kelar.
.

kenapa review di fic saya yang baru itu sedikit sekali.
kenapa ada orang yang hanya mem-fave fic saya tanpa di review?
.
Erick Changcut
what's so wrong with you? #plak

Ahah belakangan saya baru tahu ternyata dia sudah menemukan belahan jiwanya kok...
bagaimana bisa saya sebagai pengagum nya nggak tahu ya?

Selamat buat Tante Oktarifany :)
*grundel grundel karena basi banget omongannya

gambar diambil secara labil dari Google
.

don't call my name, don't call my name...
Alejandro...
.

Aaah sebentar lagi masuk sekolah. Belum bikin tugas (padahal tahu tugasnya aja engga). males. males. males.
.

Akhirnya bisa bikin account di DragonFable.com dan bisa main RPG untuk pertamakalinya. Seru yah ternyata. Karakter saya type nya Rogue (a.k.a bandit) namanya Khaila The Beyond. hhi.
Baru level 8. uhuh.
.

kadang rasanya pingin banget untuk

lie down and just forget
.

Memikirkan sebuah 'ungkapan' tak jelas yang terinspirasi dari omongan adik saya sewaktu ngelihat lampulampu kota Semarang di malam hari dari ketinggian...

reversed night sky
.

Pingin bisa bebas online.
kadang rasanya tiga jam nggak cukup.

ngurusin fanfic. online Infantrum. main Dragon Fable dulu. pingin download lagu. pingin bisa ngebikin blog ini keren. apalagi... macem2 lah.
.

udahlah. nih adek udah minta gantian. mungkin download lagunya besok aja. atau onlen Infantrum secara live di komputernya besok2 lagi.
.

Tuh kan, belum bales review2 di fic.
.

kenapa yah kok kepikiran reff-nya Alejandro - Lady Gaga terus...

don't call my name
don't call my name
Alejandro...

iya saya tahu ada dobel rambling untuk ini. hhe.
lha gimana, kepikiran terus.
.

oke. dengan ini saya membuka sebuah LABEL BARU untuk blog Anything Notable ini.

RAMBLING!

Monday, September 06, 2010

Funky Papua :)

Maaf saya baru kembali ngisi entri disini. Sekarang mungkin karena saya sedang khilaf, saya punya beberapa hal yang mau saya bilang dan abadikan disini karena hal-hal itu nggak nyambung kalau ditulis buat bikin Fanfiction dan terlalu nggak banget untuk dijadiin topik di Infantrum.

That thing is : Tadi malam saya nangis seolah-olah saya patah hati.
(baca : dengan catatan belum pernah merasakan patah hati, tapi berdasarkan kata orang-orang, patah hati itu menyakitkan... Atau memang saya aja yang lebay)

Bagi yang sudah baca judulnya, seharusnya sudah bisa menebak apa yang bakal saya tumpahkan dengan brutal disini. Dengan catatan : kalau punya teve, dan kalau mengikuti ajang Indonesia Mencari Bakat (IMB).

Yup. Semalam saya menangisi ter-eliminasinya Funky Papua di IMB.

Saya tahu sih, itu konyol. Karena itu toh 'cuma' hasil voting yang kasarnya cuma digunakan untuk menentukan siapa yang bakal keluar untuk kemudian menyisakan satu orang yang bisa disebut sebagai pemenangnya, di antara orang-orang luarbiasa yang sebenarnya semua udah layak untuk jadi pemenang.

Hah... Kayaknya memang sejak awal saya nonton IMB kemarin malem, saya udah bisa merasakan sebuah gelagat buruk, yang ada hubungannya sama Funky Papua. Hal tersebut ditandai dengan tindakan saya yang tiba-tiba meng-sms satu suara dukungan untuk mereka. Man, padahal biasanya sekalipun saya emang paling suka Funky Papua di antara finalis hebat lainnya, saya ogah sms karena mahal banget dan berasanya 'nggak fair' aja karena toh semuanya keren-keren... haha.

Tapi itu beda buat kemarin malem. Apa saya udah bisa merasakan kalau mereka bakal butuh 'dukungan' untuk malem ini? Hanya Tuhan yang tahu, atau memang saya aja yang lebay.

Sampai akhirnya giliran mereka tampil. Dan saya harus mengakui penampilan mereka malem kemarin memang nggak semaksimal kemarin (walau tetep ajalah saya suka...). Ugh, perasaan jadi tambah nggak enak. Lallalalala...

Sekalipun saya juga sukasuka banget sama kolaborasinya Klantink sama The Changcuters (Erick... Erick... Erick...) sih.

Sekalipun saya juga seneng seneng banget lihat The Changcuters tampil lagi (Erick... Erick... Erick...)

Akhirnya saya harus bisa menerima kalau gelagat jelek yang saya rasain itu jadi kenyataan.
Pertamanya saya nggak mau menduga-duga siapa yang masuk dua terendah, tapi yah kecewaa juga pas tau ternyata Brandon sama Funky Papua. God, I can't stand it to watch them out...

Menit demi menit... Dan Omesh masih mengeluarkan pendahuluan-pendahuluan yang makin bikin ketar-ketir. Nanya ini itu padahal Brandon udah nangis begitu (poor kid...). Nanya ini itu juga sama Funky Papua padahal saya merasa itu pasti suatu situasi yang penuh tekanan banget buat mereka.

Percaya atau enggak. Saya udah merasakan hal nggak enak dari mendengar pertanyaan Omesh buat Funky Papua. I don't know, I just can feel something. Like suddenly I know, that the MC will proclaimed that my three-warriors get the lowest vote.

Dan ternyata bener. Dihiasi maaf. Dihiasi kata-kata 'Ini pilihan anda semua, ini semua anda yang memutuskan... lalala'. Dihiasi kata-kata 'kalian semua yang terbaik.'
Jagoan saya di antara mereka yang emang bagus semua harus silam dari sana.

Dan bagian paling sentimentil, dan paling lebay pun terjadi. haha

Saya nggak bisa menahan diri saya untuk nggak meneteskan airmata lihat mereka. Jadilah saya dengan tengkurap di kasur saya, menghadap teve yang masih menyala. Lalu mulai mendengarkan lagu berirama sedih yang diputer sebagai penutup acara, saya nggak bisa memutuskan apa yang saya rasain saat itu. Konyol sih. Kenapa saya tiba-tiba bisa termehek-mehek kayak begitu. Bahkan sampai kebawa tidur.

Di balik selimut saya, saya memutuskan kalau sepertinya saya memang sedih nggak bisa lihat Funky Papua lagi di atas panggung IMB (sekalipun saya tahu kalau mereka udah dapet kontrak eksklusif dan uang tunai yang meskipun banyak tapi menurut saya nggak sebanding sama bakat dan perjuangan mereka...). Saya dengerin 'Stand Up For Love - Destiny Child' lewat headset di kuping, saya makin sentimentil. Sediiih banget.

Apalagi pas inget gimana Omesh nanya sama mereka apa yang mereka mau sampaikan buat pendukung-pendukung mereka di Papua. Ongen sama Kuya dua-duanya bilang kalau mereka (ini intinya yang saya tangkep) minta maaf nggak bisa memberikan yang terbaik.

Betapa saya pingin banget bilang, kalau mereka itu luar biasa.
Betapa saya pingin banget mereka tahu kalau mereka nggak usah sedih sama kenyataan kalau dukungan mereka rendah malem itu, karena itu bukan berarti mereka nggak bisa menampilkan yang terbaik.
Betapa mereka harus tahu kalau mereka itu selalu dicintai dan menjadi kebanggaan Indonesia.
Kalau saya selalu suka sama mereka, sekalipun saya mengakui semuanya memang luarbiasa.

Jujur. Saya merasa saya nggak akan sebersemangat biasanya ngikutin IMB. Tapi semua harus terus berjalan. Saya juga mau terus melihat bakat-bakat yang tersisa, paling nggak bisa membuat saya berpikir kalau saya juga butuh sesuatu untuk bisa menjadi apa yang selalu saya harapkan : menjadi orang yang diingat dan bisa membanggakan.

Hah. Mellow... Konyol... Sentimentil banget saya. Mungkin beberapa waktu lagi saya akan membaca ini dan saya akan menertawai diri saya sendiri sama kekonyolan saya nulis hal macam begini.

Tapi nggak apa lah. Kadang orang-orang introvert macem saya butuh waktu untuk menjadi sentimentil dan emosional.