Thursday, July 26, 2012

Fangirling: A (Bitter)sweet Self-Look in Living Life

Orang bijak bilang kalau waktu adalah pedang, yang akan menebas diri sendiri kalau tidak bisa menggunakannya dengan baik. Serius memang, dan mungkin bisa timbul pertanyaan “terus bagaimana kalau saya tidak bisa main pedang?”…hanya saja maksudnya nggak se-harfiah itu, oke, namanya orang bijak biasanya suka pakai perumpamaan ya, jadi dimaklumi saja dulu.

Kenyataannya, kalau disederhanakan untuk diartikan orang-orang yang mencoba dan ingin menjadi bijak seperti saya; selalu saja intinya adalah yang namanya waktu harus dihabiskan dengan hal-hal yang membawa manfaat, karena waktu yang kita habiskan sudah tidak bisa lagi kita miliki, jadi jangan sampai menyesal di akhirnya.

Mungkin begitu maksudnya tentang menggunakan waktu dengan baik kalau nggak ingin menebas diri sendiri. The art of a Time Sword which doesn’t require a swordsman, sok asik bener inggrisnya ya ♥

Obrolan soal waktu bisa sangatlah thoughtful apalagi kalau dikaitkan dengan satu hal yang namanya masa muda. Tantangan besar buat anak muda (…termasuk saya ya berarti) untuk bisa memastikan kalau waktu yang dimiliki sebisa mungkin digunakan untuk hal-hal yang berguna dan nggak akan disesali di masa tua nanti karena masa muda nggak akan kembali.

Orang bilang kalau masa muda itu masa yang berharga dan jangan sampai disia-siakan, bahkan kalau perlu, buatlah kesalahan sebanyak mungkin di masa muda supaya katanya nggak akan dilakukan dan disesali di masa tua. Bukan berarti Anda harus seenaknya di masa muda, oke, sekali lagi nggak se-harfiah itu. Mungkin kali ini yang ngomong tidaklah terlalu bijak, tapi dimaklumi saja dulu.

Bercanda, bercanda… Maksudnya biar tulisan ini jadi nggak terlalu berat gitu lho (...). ♥  Yuk sederhanakan lagi saja kalau mungkin intinya adalah gunakan masa muda untuk suatu trial and error yang akan jadi tabungan buat masa yang akan datang; coba apa saja, lalu gagal, tidak masalah; karena masa muda memungkinkan Anda untuk mencoba lagi, gagal lagi, mencoba lagi, gagal lagi, tapi akhirnya Anda akan banyak belajar dari semua kegagalan itu. Perlu diingat kalau buat saya, orang yang belajar nggak akan pernah rugi dalam hidupnya. Habiskan masa muda tanpa takut dan ragu, karena semua akan jadi terlambat kalau kedua hal itu dipelihara; jangan sampai yang tersisa dan terbawa sampai tua hanya penyesalan.

Berat, ya? Tapi baiknya juga jangan merasa terbebani, deh, yang lebih penting dan sebenarnya menjadi intinya adalah nikmati masa muda yang dimiliki, itu dia. Kenapa nggak dari tadi saya nggak langsung nulis gitu, ya, ahihi; that’s may be my trial and error on writing this!

Satu lagi perkataan yang mungkin bisa sedikit meringankan, ya, bahwa katanya the time you enjoy wasted, are not wasted!, jadi nggak perlu terlalu ngeri kok dan langsung stres nginget-nginget yang udah lalu, pastikan aja Anda nggak menyesalinya detik ini. Inget lho tentang waktu yang nggak akan kembali? (:

Saya di sini bermaksud berbagi saja tentang salah satu cara saya menghabiskan waktu di masa muda saya ini dengan enjoy, dan hal itu barangkali sangatlah familier dengan perspektif remaja putri jaman sekarang. Satu hal yang namanya fangirling.

fangirling
v the reaction a fangirl has to any mention or sighting of the object of her “affection”.
(via urbandictionary.com)

Buat lebih spesifik, ya, bagi pembaca yang kebetulan suka sama beberapa artis K-Pop pasti udah kira-kira bisa dapet bayangan deh gimana seluk-beluk lika-liku kegiatan (?) satu ini; kebetulan akhir-akhir ini saya lebih banyak menjadikan beberapa idol K-Pop laki-laki (iya karena saya ‘kan perempuan, jadi mohon dimaklumi ya) sebagai objek fangirling saya untuk melarikan diri dari kenyataan yang kadang-kadang tidak seindah impian yang terpupuk saat ber-fangirling.

Silakan ketawa atau ber-‘pffft’ dulu seperti saya yang dalam hati sedang melakukan keduanya dalam hati. Astaga saya ngomong apaan sih ini, tsah lanjut sajalah dulu. Terlanjut basah ya sudah berenang saja biar tetap asik, betul? Pfft. #lho

Tapi serius lho, kalau buat saya, ya, kapan lagi sih selain di masa muda yang namanya meng-ekspresikan kecintaan dengan terbuka dan sedikit tidak-bermartabat karena kehilangan kontrol diri akibat perasaan ingin pingsan bahagia bisa dimaklumi? Mumpung masih muda dan tidak secara resmi terikat hal yang udah rumit (macam pernikahan atau pertunangan gitu ya…) puas-puaskan saja sekali-kali lose your control terhadap sesuatu yang Anda suka; apa dengan menjadi super-excited ketika melihat yang Anda anggap bagus/keren lantas menjadikan Anda abnormal?

Orang suka bilang kalau dalam “cinta” apapun akan terasa lebih indah, dan ekspresi dalam fangirling sepertinya bisa diasosiasikan dengan itu; ketika suatu hal dari sesosok figur yang dikagumi bisa terasa begitu penting dan mengena di hati, menciptakan rasa “bahagia” yang mungkin terasa semu, tapi tetap saja rasanya bahagia dan menyenangkan; bukankah itu yang penting? ...seolah nothing else matters, di atas apapun komentar orang, ataupun betapa kadang hal ini diasosiasikan sebagai sesuatu yang “dangkal”.

Tapi yang namanya perasaan adalah suatu hal yang murni dan patut untuk dihargai, dan buat saya sih, agak nggak etis untuk di-judge begitu saja secara sepihak (:

…asal tahu batasannya aja deh. Itu satu catetannya. Penting banget untuk diperhatikan, sehubungan dengan porsi fangirling dalam hidup saya yang saya anggap sebagai gateway nggak terbatas untuk melepas stres dan tetap menemukan alasan untuk tetap bahagia ceria dan bersemangat dalam dunia yang kadang menunjukkan “kekerasan”nya.

Berikut ini adalah sedikit rupa-rupa “ekspresi fangirling” saya, buat lucu-lucuan aja sih sekaligus untuk menunjukkan side-job saya sebagai ocassion fangirl at her most times #LHO. Hehehe.

...Anda tidak sendirian.

Sesedikit apapun dan bagaimanapun caranya juga Anda akan tetap membutuhkan alasan untuk bisa tetap menikmati hidup, terutama di masa muda yang cuma datang sekali. Ada banyak cara untuk itu, dan salah satu cara saya yaitu lewat fangirling ini, sekali lagi. Kasih “Heart” dulu.  ♥ Galau, stres, kepikiran soal ulangan di sekolah yang rasanya fail sekali, atau diam-diam patah hati aja karena cowok-yang-diam-diam-dikagumi-dari-jauh ternyata sudah ada yang punya… segala macam kenyataan yang rasanya lagi nggak bersahabat, cobalah ambil jeda untuk mengalihkan diri dalam kebahagiaan sementara yang bisa didapat dari melihat senyum ganteng dan kelucuan sang idola lewat fotonya atau video yang menampilkannya.

Buat yang lagi (masih aja) kepikiran tentang gimana nasib tes yang sudah berlalu, mari coba ikuti cara saya menganggap kalau cerahnya senyum oppa (panggilan yang dipakai perempuan untuk menyebut laki-laki yang lebih tua dalam bahasa Korea-red.) sebagai penyemangat kalau masih ada kesempatan untuk belajar dan berusaha lagi dalam tes yang selanjutnya!

Buat yang lagi agak-agak patah hati ya karena mungkin habis diputusin atau cinta bertepuk sebelah tangan (tagar aseeek dulu boleh), mari coba ikuti cara saya untuk menganggap kalau keberadaan oppa ganteng meski dalam file .jpg/.png atau .mp4/.flv yang selalu menghangatkan hati bisa mengingatkan kalau masih ada hari esok yang akan datang dengan matahari yang akan selalu terbit lagi buat kita! Tetap semangat karena kebanyakan bersedih atau berpesimis itu nggak baik kan? (:

Haha ada-ada aja ini tulisannya, tapi sekali lagi penulisnya udah terlanjut berenang dalam kolam keterlanjuran, jadi maklumi saja ya.

Pinter-pinter saja deh untuk mencoba ambil positifnya dari fangirling ini, terutama bagi pembaca perempuan; iya dong namanya juga fan-GIRL-ing, ini kegiatan yang mungkin secara langsung nggak sebanding dengan kegiatan lain yang mungkin lebih produktif, tapi kalau orang-orang seperti saya menikmati menghabiskan sebagian waktu dengan hal ini, mengapa saya harus repot mencari dalih hal lain untuk dilakukan? Kalau Anda juga, ya nggak perlulah menjadi terlalu malu mengakuinya.

Yang memalukan itu sih kalau kadar pengekspresian kekagumannya berlebihan… sebaiknya dihindari deh kalau dilihat banyak orang yang nggak terlalu mengerti atau nggak berbagi minat kesukaan yang sama. Selain juga nggak “pantas” untuk citra perempuan yang harusnya lembut dan anggun (…), perlu diingat ya kalau terlalu berlebihan juga ujung-ujungnya “capek” sendiri karena ini kan pengeskpresian yang ditujukan satu arah, oppa ganteng mana tahu kita ada di sini bertasbih karena anugrah ketampanannya =))

Bukannya nggak boleh kalau rasanya sewaktu lagi fangirling ngeliatin foto-foto/video via browsing kita jadi pengen pingsan/mati-bahagia-lalu-hidup-lagi, atau guling-guling di lantai kamar dilumuri air-mata-pelangi kekaguman kita (berdasar apa yang saya rasakan sendiri kok ini, hehehe); asal harus tetep pada akhirnya ingat kalau itu semua terpisah dari kenyataan yang ada! Tetep, girls, kembali ke kenyataan kalau “kebahagiaan” kita melihat pesona oppa ganteng bisa dibilang semu dan bukan untuk dibawa serius sampai ke dunia nyata, cukupnya jadi sugesti diri dan motivasi kalau in those rough times, sebenarnya nggak semua hal terasa buruk buat kita. Itu kalau buat saya (:

Kehidupan kita emang nggak bisa cukup dimaknai dalam satu-dua kata, kok; lebih-lebih kalau mau “memaknai” masa muda, warna-warni dan selalu pada akhirnya sulit diungkapin dalam kata-kata, nggak usah dijadikan beban mikirinnya, menurut saya^^ Masa muda adalah waktu untuk diperjuangkan dan jangan sampai disesali, tapi semoga saja dengan membaca apa yang saya coba bagi di sini bisa memberi sedikit gambaran tentang elemen penting kehidupan anak muda yang manis dan ceria untuk dikenang nantinya (:

Kesukaan saya untuk suka menghabiskan sebagian waktu senggang dengan melakukan fangirling ternyata sedikit banyak menjelaskan bagaimana kurang-lebih dan sedikit-banyaknya diri saya ini, yang sedang dalam masa muda saya.

Masa muda saya mungkin banyak dihabiskan dengan mencintai atau mengagumi, dan saya bisa tersenyum atau “menangis” sekaligus ketika saya sadar bahwa ada kenyataan yang masih harus dilogika dan diterima dengan hati lapang. Saya pun banyak menertawakan kebodohan-kebodohan yang saya buat tapi sekaligus menikmati hal-hal yang bodoh, saya menikmati saat-saat “lepas kendali” dan tidak rasional… saya menerima saat-saat seperti itu sebagai hal yang bisa sekali-kali dilakukan untuk mengisi masa muda saya dengan kekayaan “rasa”.

Dan saya pun menyambut lebar saat-saat untuk memejamkan mata dan memimpikan dunia seperti yang saya inginkan sekali-kali, untuk kemudian membuka mata lagi dan berkata pada diri saya kalau saya masih bisa memerjuangkan dunia yang saya inginkan; bahwa tak akan ada keajaiban yang terjadi kalau saya terus memejamkan mata dan tidak mencoba melakukan sesuatu.

Seperti itulah kira-kira, ketika layar laptop yang sedari tadi dibuka untuk fangirling memanjakan saya dalam kelembutan merah-jambu yang saya impikan, tapi akhirnya kembali ditutup dengan menyisakan semburat merah ceria dan tegas yang menunjukkan pada saya apa yang telah jelas untuk diterima dan diperjuangkan. Bahwa saya setidaknya masih belum terlambat.


…serta banyak sekali alasan yang ditemukan hati kecil saya untuk tetap melihat cerahnya dunia yang benar-benar saya miliki. Akhirnya tetap saja semua pengelanaan rasa dan imajinasi selalu kembali ke diri saya sendiri untuk memutuskan; because it’s me, for all those feelings and journeys inside my mind, for all the struggles to find my own self, which I am happiest to be.

Dan sudah seharusnya saya memerjuangkan masa muda saya sendiri, meski suka diisi dengan hal-hal seperti fangirling untuk membantu saya “merenung” sekaligus menemukan penghabisan waktu yang tidak saya sesali.  ♥