Saturday, August 08, 2009

Maaf

Sekarang ak udah ga mau berharap banyak.

Apa yang mereka lakuin sama aku, sebenernya mungkin emang sedikit bisa aku pahami. Mungkin aku terlalu menyebalkan, terlalu tidak nyambung kalau bicara tentang laki-laki, terlalu 'sadis' dalam bicara..

Kemarin aku udah minta maaf. pas pelajaran olahraga.. Aku bilang sama dia, terserah kalau emang kamu nggak pengen cerita tentang 'itu' sama aku lagi, juga ngga pa-pa. Aku ngerti kalau mungkin dia lebih enjoy cerita tentang hal itu sama orang lain daripada aku. Waktu itu dia masih mendiamkan aku, dan untuk beberapa lama, saat kita semua lari mengitari Imam Bonjol, yang jauuuhhh bangeet.. entah kenapa aku ngerasa sakit. Sakit bukan karena lari jarak jauuh.. Aku menyesal, mungkin kelakuan aku menjengkelkan dia sebegitu besarnya sampai-sampai dia ogah memaafkan aku.

Tapi kemudian, pas pelajaran Agama, dia mulai mengobrol biasa denganku seolah nggak terjadi apa-apa.. yah, waktu itu aku bersyukur, dia kayaknya mau maafin aku.

Tapi, mungkin aku berharap terlalu banyak.. beberapa lama, beberapa hari kemudian, kayaknya dia nggak bersikap sehangat dulu padaku. Dia sekarang lebih suka berbincang-bincang bersama orang lain, yang sebenernya dekat dengan aku and dia. Yah aku coba mengerti, dia bisa memberikan respon yang menyenangkan, mudah diajak bicara, dan kelihatannya lebih klop denganmu. Tapi. kalau boleh aku bilang sama dia, kenapa kamu sekarang cukup sering meninggalkan aku. Maaf. Aku terlalu sensitif.. maaf . mungkin pendapatku itu nggak benar. Mungkin maksudmu tidak ninggalin aku, tapi kenapa aku merasa ditinggalkan? *jawabanmu mungkin bakalan kedengaran sangat sinis*

Beberapa kali dia akhirnya sudah bisa mengobrol biasa denganku. Tapi entah kenapa selalu begitu lagi. Mungkin karena dia sudah jatuh cinta dengan seorang laki-laki, dia jadi lebih memusatkan perhatiannya kepada laki-laki itu. Yah, kali ini aku maklum. Untuk itu aku berusaha mengerti.

Sekarang aku takut, sedikit saja aku mengatakan hal yang agak menyakiti dia, aku takut dia malah akan benar-benar meninggalkan aku. Hah, ternyata kekhawatirkan aku terbukti, sikap dan perkataanku yang nggak terlalu 'los' sama dia, atau apa lagi, kayaknya ngebuat dia marah dan menggubrisku sepanjang hari ini. Entah karena apa. Kayaknya aku harus minta maaf lagi.

Mungkin aku bersalah karena terlalu menyuarakan pendapatku, pada saat dia bercerita tentang si pujaan hati. Dia nggak menyukai sikapku.. Terkadang aku berusaha mengajak ngobrol ringan dengannya. Responnya sebenarnya biasa aja, tapi sekarang aku takut. Aku takut dia bakalan marah lagi. Dan ninggalin aku.

Maaf. Kalau aku boleh bilang, kadang-kadang perkataanmu, jawabanmu atas segala pertanyaan sederhanaku, dan responmu pada perkataanku. Kadangkala juga terasa menusuk. Yah, tapi aku berusaha maklum.. Itu hanya sebatas perkataan. Maaf. Mungkin aku egois, mungkin aku nggak berkaca dulu, melihat semua kekuranganku, mungkin aku yang terlalu kaku sama kamu.
Sepertinya, aku bukan teman yang baik buat kamu..
Maafkan aku soal itu..

2 comments:

Hamster Copo said...

Tampaknya mbak perlu banyak belajar tentang hidup,,yang perlu mbak lakukan adalah mencoba mengerti dan memahami teman

K. R. Primawestri said...

yep.. kalau bsa segampang itu! makasih sarannya ya.. :)