Friday, September 16, 2011

Saat matahari terbenam...

Saya sedang ingin sedikit me-random ria saja. Berkaitan dengan satu hal yang belakangan ini cukup saya minati di waktu senggang, atau waktu yang secara tidak bertanggung jawab disenggangkan yaitu Roleplaying Text-Based xDb Di sini hanya sekedar bikin semacam gambaran tentang chara-chara original saya yang memang terhitung seiprit kalau dibandingkan yang sudah senior-senior... But let me introduce them, shall we? ...you can't stop me either, LOL.


original characters of an absolute relative  
 
* on IndoOlympians
  Chelsea Morning-Young
the eldest one; bukan yang terbaik, tapi banyak hal yang selalu membuat saya tersenyum tentang dia, dengan segala 'kecerahan' sifatnya dan kebebasannya (: just another daughter of The Messenger.
 
- Milano Costa Soledad 
the eldest son I've made; satu-satunya yang, meskipun barangkali tidak terlihat dan berhasil, saya sisipi sebagian perasaan-pandangan saya di sisi yang cenderung melankolis :"> thankfully a son of the Love Goddess; satu-satunya chara yang disebutkan di sini yang sudah di-plot telah mempunyai pasangan nantinya :">
 
* on Ryokubita
- Azayaka Manami 
'anak' kedua-atau-ketiga yang rancu dengan nama di bawahnya^^a karakter yang dibangun dari sesuatu yang bisa dikatakan semacam bayangan saya akan kelembutan, dan barangkali sedikit kerapuhan? Tipikal yang terkesan, yah, tidak unik, meskipun saya juga tidak bilang bahwa chara yang lain bisa dibilang unik^^a but in someways, she had my smiles too. 
 
*on Atlantis
- Katrina Alandra Rowandor 
tidak bisa memutuskan apakah dia termasuk chara yang berhasil sesuai keinginan, hehe. Satu-satunya chara yang saya rancang tidak 'sebaik' yang lain karena dia punya semacam sisi yang kaku, sisi yang lebih sinis, dan saya bisa dibilang memberikan cukup banyak 'sisi diri' saya yang lain kepadanya (: 


dan ketika mereka melihat matahari terbenam...


Di bukit berumput hijau, yang bau rumputnya tertiup harum setiap kali angin melintas dan membawanya; seorang gadis berambut pirang bernama Chelsea yang sebenarnya sedari tadi nampak berkejar-kejaran dengan rakunnya, tapi sekarang nampak melepas 'lelah' dengan berbaring-baring santai tanpa beban di rerumputan bersama si rakun---berseru takjub dan bersemangat kepada senja, yang keindahannya kali itu sontak membuatnya entah kenapa menjadi lebih girang dari biasanya, bahkan di hari yang panjang itu.

Gadis itu tertawa lepas, terkekeh-kekeh, merentangkan kedua tangannya bebas seolah ingin merengkuh pemandangan itu. Tidak lagi tidur-tiduran sembarangan, hanya terduduk di tanah berumput dengan kaki terentang lega, sementara di bajunya nampak bekas-bekas rumput dan tanah yang menempel meskipun nampaknya ia tidak menghiraukannya. Bibirnya melengkung cerah dalam sebuah cengir gembira yang apa adanya, diterangi sinar senja yang seperti malu-malu menyapu wajahnya.

Sementara tak jauh dari di mana si gadis berambut pirang itu berada, lebih tepatnya di bawah kerindangan sebuah pohon; perempuan berparas lembut yang sesaat sebelumnya nampak sedikit terkejut pada dentang tawa dan seruan riang dari si gadis pirang; kini memahami alasannya. Gadis berwajah oriental bernama Azayaka itu menutup buku di pangkuannya, ikut memandangi senja dengan mata bening yang seolah memandang jauh, dan senyum lembut yang menciptakan kesan tersipu yang manis di parasnya.

Tanpa disadarinya, kedua tangannya menekap ke dada, lalu ia memejamkan mata, seolah ingin mereguk keindahan yang disaksikannya itu dalam-dalam ke hatinya, menyimpan keindahan matahari terbenam itu sebagai lukisan kenangannya yang paling indah.

Lalu seorang gadis yang sedang berjalan kaki, sedari tadi nampak tidak ambil pusing dengan sekeliling sesuai dengan fakta betapa seringnya ia lewat di sana; kali itu menghentikan langkahnya diiringi sedikit kernyitan di dahi dan sebelah alis terangkat. Katrina namanya, dan dia memang tahu bahwasanya jenis orang itu berbeda-beda, namun toh sedikit herannya ketika matanya menangkap pemandangan sosok yang sedang tertawa tak jelas di senja itu; tidak bisa ditahannya.  

Dia tidak berseru mengingatkan supaya jangan berisik pada sosok di bukit itu, namun setelah pengamatan singkat dan penarikan kesimpulan yang taktis dalam kepalanya, yang terlihat di bibirnya hanya senyum miring yang terkesan agak kecut, namun geli. Gadis jangkung itu pun hanya mengangkat bahunya enteng, tak peduli, ketika selanjutnya ia meraih kamera yang disandangnya di bahu lalu membidikkan lensanya ke arah matahari terbenam, alasan 'kehebohan' itu. Karena sebenarnya, itu memang bukan pemandangan yang jelek.

Di jalan tak seberapa lebar di tepian bukit itu, bunyi lembut mesin mobil mewah yang melewatinya terdengar mulus, dan di dalamnya, seorang anak laki-laki berparas menawan sedari tadi menatap ke pemandangan di luar kaca mobil dengan zamrud kembarnya yang teduh menenangkan. Ekspresi dan kesan pada anak laki-laki itu, tidak seperti umumnya anak laki-laki kebanyakan, tampak tenang, halus, meskipun nampak ada kekaguman di wajahnya.

Anak laki-laki itu sudah melihat dari jarak yang agak jauh, ada sesosok signora... lady berwajah menarik hati nampak berjalan kaki seorang diri dan mendadak berhenti lalu memotret sesuatu, sedari tadi kepenasaran dan kekaguman lah yang membuat anak laki-laki itu memerhatikannya, namun seiring berhentinya langkah gadis itu, ada keluguan keingintahuan yang membuatnya bertanya-tanya, ada apa kiranya?

Jadi dengan halus dan sopan ia meminta pengemudi mobil yang sedang diniakinya itu untuk menepi sebentar, atau setidaknya memerlambat lagi laju mobil mereka, dan ketika kedua zamrud teduhnya mengamati kembali sekeliling dengan hati-hati, dia pun juga menyadari indahnya matahari terbenam itu bila terlihat dari bukit hijau yang sedang dilewatinya sekarang. Ada senyum yang merekah di wajahnya, mengekspresikan kekaguman baru yang nampak murni seperti jenis rasa kagum kekanakan, selayaknya anak laki-laki yang mengagumi mainan di etalase, namun anak laki-laki itu, Milano, sebenarnya memang bukan anak laki-laki seperti kebanyakan...

Mereka, di luar segala sesuatu yang menghubungkan mereka, yang sama-sama tidak mereka tahu, kali itu sama-sama sependapat tentang matahari terbenam.
-FIN
16/09/2011

No comments: