Untuk jujur saja dikatakan, memang tidak banyak yang bisa saya katakan, namun saya tidak bisa cukup berterima kasih pada keridhaanNya karena saya bisa mendapatkan universitas dan jurusan lanjutan seusai SMA dengan cukup mulus, dan seperti halnya orang-orang yang memulai sesuatu... ya, saya juga berharap saya bisa melakukan kuliah ini, jadi mahasiswa... dengan baik.
Amiin.
Diterima di Fakultas Psikologi Undip, dan saya memulai hari pertama PMB (Penerimaan/Pengelolaan Mahasiswa Baru) dengan perasaan campur aduk antara saya juga penasaran, deg-degan, dan diam-diam semacam dazzled dalam hati karena resmi sudah ya, saya memulai semacam lembar baru di kehidupan sosial baru dengan banyak pembelajaran baru lagi... sementara bayangan teman-teman dekat yang sangat berkesan di hati yang rasanya “baru saja” saya temukan satu tahun lalu. How life goes on and I better walk along.
Jujur saja tadi adalah hari pertama PMB yang oke oke saja, nggak banyak keluhan/saran yang terpikirkan di pikiran saya yang biasanya memang selalu sewajarnya saja (haha)... semacam perkenalan-perkenalan kehidupan perkuliahan diberikan hari ini; beberapa materi dibawakan oleh Pembantu Dekan (PD) dan/atau dosen yang ternyata menyenangkan isinya dan pembawaannya; membuat saya jadi penasaran juga untuk tahu nantinya kuliah dengan beliau-beliau ini nantinya bakal se-menarik apa.. semoga saja deh.
Menarik banget rasanya menyaksikan sendiri pembawaan Bapak/Ibu yang lucu-lucu celetukannya itu, padahal diam-diam mereka semua ini pakar di bidang masing-masing^^ lega banget rasanya menyaksikan citra dosen yang kadang suka digambarin galak dan kaku bisa nggak terasa tadi (:
Tapi seperti biasa aja sih, untuk soal menjalin kehidupan sosial dengan sekitar itu mungkin emang saya nggak akan menemui hasil instan... entah karena pembawaan atau saya memang belum cakap. Mungkin saja faktor kalau saya jarang ikutan kumpul-kumpulnya mereka juga berpengaruh?...bukannya gimana, secaranya juga saya nggak masuk dalam lingkungan kos dan mobilitas transportasi saya untuk bisa pergi dari satu tempat ke tempat lain juga terikat oleh pihak-pihak yang mengantar saya u,u
Senyum, basa-basi, biasalah ya... Saya tahu sih saya nggak perlu terlalu memikirkan ini dengan berat atau apa, yah namanya juga soal waktu, dan jujur aja saya pribadi juga nggak muluk berharap untuk lantas harus bisa nemu temen yang “klik” atas-bawah-luar-dalem atau apa^^a
Meski emang saya jujur aja agak khawatir soal gimana menjalani pembelajaran/kehidupan perkuliahan yang bakal menuntut saya untuk “aktif” dengan skill dan achievement sosial saya yang biasanya selalu biasa-biasa aja itu, mungkin emang harus ada saatnya untuk saya agar bisa belajar atau banyak memasang topeng-topeng yang diperlukan untuk akhirnya bisa menemukan kenyamanan untuk diri sendiri dengan perubahan yang positif...
Yah, semoga saja. Masih ada banyak waktu buat lebih banyak belajar, dan saya harus yakin kalau semua pasti bakal baik karena Allah SWT. nggak akan ninggalin saya untuk tersesat sendirian kalau saya selalu berpegang padaNya dalam setiap apa yang saya jalani dan alami :’)
Masalah temen baru yang PASTI deh awalnya canggung dan blabla, baiknya saya nggak usah terlalu ambil hati. Orang itu beda-beda, orang datang dan pergi, tak kenal maka tak sayang dan lain sebagainya.
Masalah interaksi dan ketertarikan (?) untuk itu di antara satu-sama-lain juga merupakan satu hal yang emang nggak bisa dipaksakan meski tentu saja saya berusaha untuk menganggap semua itikad itu baik.
Kalau saya “membatin” soal gimana rasanya di-“begitu”kan sama orang lain; yaa saya sendiri juga bukan orang yang sempurna ya...
masih kebayang sih dan saya sadar banget kalau kemarin nggak sengaja dan nggak benar-benar maksud itu saya pernah nyalamin temen satu jurusan pakai tangan kiri gara-gara tangan kanannya megang tas tenteng waktu upacara...
terus tadi juga saya ngeluarin bekal (yang meski nggak seberapa untuk bisa dibagi-bagi buat banyak orang gitu) dengan agak terburu-buru dan makan untuk diri sendiri padahal di sebelah ada temen satu kelompok PMB yang harusnya bisa saya tawarin atau apa biar lebih cepet akrab...
iya meski agak sedih sih kalau mengahdapi situasi di mana kayaknya kok adaaa ajaaa orang yang kayaknya nggak terlalu welcome padahal ya udah disenyumin, dibasa-basi... terus ada jugaa yang mungkin emang bawaan daerah asal, waktu kakak tingkat ngingetin biar mastiin tempat PMB bebas sampah terus saya nemu pisang utuh jatuh di bawahnya terus saya tanyain “waah jatuh ini punya siapa yaa” aja terus berasanya kayak saya yang nuduh kalau dia yang buang pisangnya itu, ya ampun apa saya itu emang dari dulu sensinya kayak gini. Dikit, kok, dikiiit bangeet.
Kalau nginget-nginget tadi sih cuma bisa “memutar” lantunan tembang (aduh bahasanya plis deh) Garden Party milik Owl City ketika saya menerawang dalam hati kalau udah ketemu situasi out of place di mana saya harus make a move aja deh daripada lumutan atau harus denger lagi orang bilang ke saya kalau saya juga harus “nyoba usaha dong biar biasa akrab” dan sejenisnya.
”But it’s alright now, I learn my lesson well.
You see, you can’t please everyone, so you gotta please yourself.”