Thursday, January 03, 2013

That term of love,

this image aren't mine, taken from here.
I can't decide myself in that term of love youths are generally implied to. 
...as if I'm not youths.

***
Kadang-kadang saya berpikir apakah kecenderungan saya untuk menaruh "afeksi" tertentu pada objek-objek berupa sosok-sosok idol berwajah tampan berbahasa asing nun jauh itu mengindikasikan suatu hal yang jarang saya sendiri akui. Betapapun perasaan hanyalah perasaan, dan seorang manusia bukan mesin yang bisa mengatur sepenuhnya apa yang dia rasakan.

"Dicintai seperti itu" mungkin rasanya menyenangkan.

Nggak bisa dipungkiri, betapapun saya kurang suka pada generalisasi "perempuan" yang terimplikasi dalam ungkapan-ungkapan yang ramai diretweet. Sebagai manusia dan perempuan biasa, saya juga kadang-kadang, ah, sering juga berpikir, betapa mungkin enak juga bisa diperhatikan "dengan cara seperti itu". Seperti yang kadang-kadang tergambarkan dalam novel, film, atau dalam pengalaman teman-teman sebaya.

Orang yang lebih tua dan lebih berpengalaman, serta lebih bisa membuat saya nyaman seperti kakak saya akan bilang bahwa semua akan ada waktunya bahkan bagi saya. Diam-diam saya berharap demikian, meskipun tidak saya pungkiri juga kalau kadang-kadang saya bertanya-tanya juga apa yang salah dari diri saya karena saya mengidentifikasikan diri saya "jauh" dari pengalaman "dicintai" atau, oke, "diperhatikan seperti itu".

Sering saya berkata, menegur diri saya sendiri kalau tidakkah cinta tulus dari ayah, ibu, seluruh keluarga saya sudah teramat besar dari apa yang bisa saya minta? Kenapa saya harus berharap pada angan-angan dangkal, apakah sebegitu besarnya kebutuhan saya untuk merasa berharga?

Saya kadang bertanya-tanya apakah semua sanjungan-sanjungan yang mereka para sebaya itu terima, dalam berbagai bentuk, sebenarnya tidak hanya soal "dengan tersanjung", namun juga pada perasaan berharga dan merasa dicintai yang tak terelakkan?

Apakah demikian bagi yang terlalu banyak menerima "perhatian seperti itu", bahwa semuanya ternyata berujung diterima sebagai perasaan senang menerima semua "perhatian seperti itu" yang terasa meneguhkan keberadaan yang lebih berharga... dan bukan sepenuhnya, tidak selalu, jarang sekali, karena "cinta" yang dengan senang hati akan mereka berikan pula sebagai balasannya?

Inti dari semua ini, dari tulisan yang bingung dan berputar-putar dalam pemikiran saya ini (...), adalah saya tidak, ah, saya belum bisa yakin dengan kondisi demikian yang barangkali akan terjadi pada diri saya terlepas dari tidak terpungkirinya secercah keinginan untuk bisa "dicintai seperti itu".

Saya masih belum yakin apakah saya sudah bisa membalas untuk "mencintai seperti itu", alih-alih "sekadar" menjadi tersanjung dan menikmatinya, yang hanya akan kemudian disalahartikan lalu akan menyakiti.

...bukannya saya menunjukkan bahwa saya punya potensi untuk "menyakiti" orang lain dengan cara seperti itu.

***

Hanya saja, dalam cukup banyaknya pengalaman yang saya terima sebagai pengagum dalam diam yang bahkan selalu berkata tidak ingin "memiliki", namun bahkan yang sejenis saya seperti itu pun juga tetap saja merasakan "pahit" itu ketika sadar bahwa "ternyata bukan saya".

Setelah lama menjadikannya riwayat dalam hati untuk mengisi hal lain yang lebih tidak nyata seperti dalam tulisan-tulisan fiksi, namun beberapa momen "itu bukan saya" sudah berbicara banyak sampai sekarang ini.
Ternyata bukan saya, itu bukan saya, takkan pernah saya...?
Saya sadar itu bisa dibilang sebagai perasaan yang bodoh, bentuk "cinta" yang terlalu dangkal dan tidak diperjuangkan, atau bahkan diungkapkan. Tidak perlu lagi diberitahu betapa tipisnya batas antara cinta dan kebodohan.

Lalu, untuk "cinta yang benar-benar seperti itu", saya hanya tidak ingin malah ikut menjadi mereka yang "membodohi"...

***

Tidakkah akan sangat bagus jika suatu saat dalam "masa depan tentang itu", tidak akan ada yang "membodohi" oleh saya atau "dibodohi" oleh saya. Meski pun dalam cerita, konflik dan intrik adalah hiasan yang baik, tapi bukan apa yang saya kehendaki banyak-banyak untuk tertinggal dalam hidup saya.


this image aren't mine, taken from here
Saya lebih suka, lebih berharap sesuatu yang berakhir damai seperti ini... amin :'

Karena sungguh, istilah "cinta yang seperti itu"...

...masih "belum" untuk saya

?

No comments: